Selasa, 24 April 2012

CARA MENARIK IDE BUAT SKENARIO


Tak ada ide tak ada cerita, itu sudah pasti.  Sementara cerita yang akan dijadikan bahan menulis skenario harus segera ada karena sudah masuk waktu deathline dan tak main-main. Kalau skenario terlambat sampai ke lokasi shooting, bukan saja kena marah dari Produser tapi juga semua crew lapangan.

Bisa dibayangkan kalau saja skenario telat dikirim, sementara semua jadwal crew, artis atau pemain, penyewaan alat akan terbengkalai juga. Bukan cuma rugi materi tapi juga non materi karena semuanya harus di jadwal ulang mulai dari jadwal crew, artis pemain, jadwal set yang mungkin sudah di sewa dan banyak hal lainnya. 

Tapi ada yang lebih besar lagi dampaknya, terutama dampak negatif bagi penulisnya
yaitu berupa sangsi sosial. Minimal sangsi sosial dari Produser atau Production House yang sudah dikecewakan takan pernah menggunakan jasa penulis itu lagi.  Dan tak menutup kemungkinan akan segera menyebar dari mulut ke mulut tentang cacat penulis itu.

Maka satu-satunya cara adalah selalu berusaha menjaga nama baik dan kepercayaan. Deathline adalah harga mati yang tidak bisa ditawar-tawar, itu yang harus diterapkan kepada setiap penulis. Dan kebuntuan mencari ide tidak boleh menjadi  momok yang menakutkan karena kebuntuan ide bisa dicarikan jalan keluarnya.

Ada beberapa tips yang mudah-mudahan bisa membantu teman-teman yang baru saja belajar menulis skenario agar tidak mengalami kebuntuan di saat mencari ide. Adapun tips-tipsnya sebagai berikut :

Pertama :
Menonton apa saja, bisa sinetron, berita, film atau apa saja. Tapi jangan asal menonton dan terlalu asyik menikmati tayangan. Perhatikan konten yang sedang berlansung di tayangan itu, dan ketika ada yang menarik langsung “tangkap” dan perhatikan dengan seksama. Mainkan imajinasi dengan bahan baku adegan yang baru saja dilihat dan segera catat agar tak menguap dan hilang dari memori karena terlena kembali dengan alur cerita di tayangan itu.

Saya pun pernah melakukan itu, ketika melihat salah satu adegan di sebuah tayangan sinetron yang begitu menarik perhatian. Tanpa ragu-ragu langsung saya “tangkap” dan catat setelah imajinasi saya bermain, mau dibawa kemana konten adegan yang saya “tangkap” ini. Hasilnya adalah sebuah sinopsi FTV dan sebuah PH dibilangan Blok-M Jakarta Selatan tertarik dengan sinopsis itu. Walhasil, jadilah skenario FTV yang tayang di stasiun TV swasta yang berada di bilangan Kebun Jeruk.

Kedua :
Membaca apa saja, buku, koran, majalah, tabloid, atau bungkus cabe sekalipun. Begitu ada kalimat atau headline menarik langsung “tangkap” dan mainkan imajinasi. Saya pernah mengalaminya, ketika melihat headline news yang bercerita tentang bungkusan yang mencurigakan dan diduga bom hingga membuat masyarakat panik. 

Saya ambil benang merahnya dan memodifikasi sesuai konsep program sinetron serial yang sedang saya kerjakan waktu itu. Walhasil, jadilah sebuah skenario sinetron komedi serial yang tayang di sebuah stasiun swasta nasional yang berada di bilangan Kebun Jeruk, Jakarta.

Ketiga :
Bergaul dengan siapa saja, bisa “nongkrong” di pangkalan atau jalan-jalan naik kereta ekonomi dan dengarkan interaksi mereka. Terkadang dari obrolan mereka akan ada yang menarik dan bisa dijadikan ide atau bahan dasar membuat sinopsis.

Saya mengalaminya, ketika kumpul bareng bersama pak lik (paman) di warung kopi. Tema pembicaraan di warung itu seputar dukun yang ditangkap karena mengaku bisa menggandakan uang. Saya tertarik dengan obrolan itu, meskipun tak banyak bicara saya justru mengumpulkan bahan yang begitu banyak untuk saya jadikan sinopsis.

Begitu sampai di rumah, langsung saya jadikan sinopsis kasar yang kemudian saya ubah menjadi script komedi yang minggu depannya di shooting  dan minggu lusanya langsung tayang di sebuah stasiun swasta yang berada di bilangan Mampang, Jakarta Selatan.

Ke-empat :
Pasang mata, pasang telinga, mungkin pasang hidung juga disaat kita pergi melangkah keluar rumah. Karena bersiap-siaplah kita akan membawa pulang segudang ide dasar yang bisa kita modifikasi menjadi sinopsis cerita apa saja yang di-inginkan. Sinopsi untuk cerita drama, komedi, horor atau sentimentil sekalipun.

Jangan lupa juga membawa buku kecil atau pulpen untuk mencatat semua kejadian yang menurut kita menarik agar tak hilang dari memori kita karena banyaknya kejadian yang kita lihat, kita rasakan, dan kita dengarkan.

Tapi kalau malu membawa buku kecil dengan pulpen, nanti malah disangka debt colector. Kita bisa menggunakan HP untuk menyimpan tulisan yang kita ketik dan kita buka lagi begitu sampai di rumah. Tulisan yang kita buat, cukup  pendek aja atau bahasa kerennya “premis”nya saja tapi cukup membuat kita paham dengan apa yang kita tulis itu.

Demikian tips menghindari kebuntuan ide dalam rangka menulis sinopsis skenario, mungkin dari teman-teman ada yang ingin menambahkan agar kita bisa berbagi. Silahkan menambahkan dan semoga bermanfaat.

Itu saja dari saya, tetap semangat menulis dan jangan pernah berhenti!

1 komentar:

  1. terima kasih untuk ide dan ilmu yang sudah dishare, saya sudah baca beberapa tulisan di blog ini dan sangat bermanfaat untuk saya yg baru memulai.. Pak, tolong minta alamat emailnya.. karena mau ada yg saya tanyakan mengenai PH atau jelaskan bagaimana saya bisa menawarkan tulisan tulisan ke PH jika tidak kenal orang dalamnya.. email ke saya ya, iirharpiah@gmai.com

    BalasHapus