Tak ada ide tak ada
cerita, itu sudah pasti. Sementara cerita
yang akan dijadikan bahan menulis skenario harus segera ada karena sudah masuk
waktu deathline dan tak main-main. Kalau skenario terlambat sampai ke lokasi
shooting, bukan saja kena marah dari Produser tapi juga semua crew lapangan.
Bisa dibayangkan kalau
saja skenario telat dikirim, sementara semua jadwal crew, artis atau pemain, penyewaan alat akan terbengkalai juga. Bukan cuma rugi materi tapi juga
non materi karena semuanya harus di jadwal ulang mulai dari jadwal crew, artis pemain, jadwal set yang mungkin sudah di sewa dan banyak hal lainnya.
Tapi ada yang lebih
besar lagi dampaknya, terutama dampak negatif bagi penulisnya
yaitu berupa
sangsi sosial. Minimal sangsi sosial dari Produser atau Production House yang
sudah dikecewakan takan pernah menggunakan jasa penulis itu lagi. Dan tak menutup kemungkinan akan segera
menyebar dari mulut ke mulut tentang cacat penulis itu.
Maka satu-satunya cara
adalah selalu berusaha menjaga nama baik dan kepercayaan. Deathline adalah
harga mati yang tidak bisa ditawar-tawar, itu yang harus diterapkan kepada
setiap penulis. Dan kebuntuan mencari ide tidak boleh menjadi momok yang menakutkan karena kebuntuan ide
bisa dicarikan jalan keluarnya.
Ada beberapa tips yang
mudah-mudahan bisa membantu teman-teman yang baru saja belajar menulis skenario
agar tidak mengalami kebuntuan di saat mencari ide. Adapun tips-tipsnya sebagai
berikut :
Pertama
:
Menonton apa saja, bisa
sinetron, berita, film atau apa saja. Tapi jangan asal menonton dan terlalu asyik
menikmati tayangan. Perhatikan konten yang sedang berlansung di tayangan itu,
dan ketika ada yang menarik langsung “tangkap” dan perhatikan dengan seksama. Mainkan
imajinasi dengan bahan baku adegan yang baru saja dilihat dan segera catat agar
tak menguap dan hilang dari memori karena terlena kembali dengan alur cerita di
tayangan itu.
Saya pun pernah
melakukan itu, ketika melihat salah satu adegan di sebuah tayangan sinetron yang
begitu menarik perhatian. Tanpa ragu-ragu langsung saya “tangkap” dan catat
setelah imajinasi saya bermain, mau dibawa kemana konten adegan yang saya “tangkap”
ini. Hasilnya adalah sebuah sinopsi FTV dan sebuah PH dibilangan Blok-M Jakarta
Selatan tertarik dengan sinopsis itu. Walhasil, jadilah skenario FTV yang
tayang di stasiun TV swasta yang berada di bilangan Kebun Jeruk.
Kedua
:
Membaca apa saja, buku,
koran, majalah, tabloid, atau bungkus cabe sekalipun. Begitu ada kalimat atau
headline menarik langsung “tangkap” dan mainkan imajinasi. Saya pernah
mengalaminya, ketika melihat headline news yang bercerita tentang bungkusan
yang mencurigakan dan diduga bom hingga membuat masyarakat panik.
Saya ambil
benang merahnya dan memodifikasi sesuai konsep program sinetron serial yang
sedang saya kerjakan waktu itu. Walhasil, jadilah sebuah skenario sinetron
komedi serial yang tayang di sebuah stasiun swasta nasional yang berada di
bilangan Kebun Jeruk, Jakarta.
Ketiga
:
Bergaul dengan siapa
saja, bisa “nongkrong” di pangkalan atau jalan-jalan naik kereta ekonomi dan
dengarkan interaksi mereka. Terkadang dari obrolan mereka akan ada yang menarik
dan bisa dijadikan ide atau bahan dasar membuat sinopsis.
Saya mengalaminya,
ketika kumpul bareng bersama pak lik (paman) di warung kopi. Tema pembicaraan
di warung itu seputar dukun yang ditangkap karena mengaku bisa menggandakan
uang. Saya tertarik dengan obrolan itu, meskipun tak banyak bicara saya justru
mengumpulkan bahan yang begitu banyak untuk saya jadikan sinopsis.
Begitu sampai di rumah,
langsung saya jadikan sinopsis kasar yang kemudian saya ubah menjadi script
komedi yang minggu depannya di shooting
dan minggu lusanya langsung tayang di sebuah stasiun swasta yang berada
di bilangan Mampang, Jakarta Selatan.
Ke-empat
:
Pasang mata, pasang
telinga, mungkin pasang hidung juga disaat kita pergi melangkah keluar rumah. Karena
bersiap-siaplah kita akan membawa pulang segudang ide dasar yang bisa kita
modifikasi menjadi sinopsis cerita apa saja yang di-inginkan. Sinopsi untuk
cerita drama, komedi, horor atau sentimentil sekalipun.
Jangan lupa juga
membawa buku kecil atau pulpen untuk mencatat semua kejadian yang menurut kita
menarik agar tak hilang dari memori kita karena banyaknya kejadian yang kita
lihat, kita rasakan, dan kita dengarkan.
Tapi kalau malu membawa
buku kecil dengan pulpen, nanti malah disangka debt colector. Kita bisa
menggunakan HP untuk menyimpan tulisan yang kita ketik dan kita buka lagi
begitu sampai di rumah. Tulisan yang kita buat, cukup pendek aja atau bahasa kerennya “premis”nya
saja tapi cukup membuat kita paham dengan apa yang kita tulis itu.
Demikian tips
menghindari kebuntuan ide dalam rangka menulis sinopsis skenario, mungkin dari
teman-teman ada yang ingin menambahkan agar kita bisa berbagi. Silahkan menambahkan
dan semoga bermanfaat.
Itu saja dari saya,
tetap semangat menulis dan jangan pernah berhenti!
terima kasih untuk ide dan ilmu yang sudah dishare, saya sudah baca beberapa tulisan di blog ini dan sangat bermanfaat untuk saya yg baru memulai.. Pak, tolong minta alamat emailnya.. karena mau ada yg saya tanyakan mengenai PH atau jelaskan bagaimana saya bisa menawarkan tulisan tulisan ke PH jika tidak kenal orang dalamnya.. email ke saya ya, iirharpiah@gmai.com
BalasHapus